Jumat, 15 April 2011

Fingerboard


Tulisan Portofolio  (tulisan bebas)
Nama : Richie Marciano
Kelas : 2 KA 18
Npm : 12109336
Tema : Fingerboard

                Papan jari atau yang sering juga disebut juga fingerboard akhir-akhir ini sedang menjamur di masyarakat muda kita sekarang ,tapi bagi sebagian orang permainan ini kurang diminati karena terlihat bodoh/seperti orang  yang mempunyai dunianya sendiri memainkan papan mini ini. Memang tidak se-extreme permainan skateboard yang sering anda lihat di televisi, dan tidak se-istimewa yang anda pikirkan,hanya dengan memutar, membolak balikan nya kadang sesekali meloncatkan benda miniature skateboard tersebut ke udara,untuk menciptakan trik-trik yang cukup sulit dan indah ini.
                Sebelum membahas lebih jauh tentang fingerboard ini  saya akan menjelaskan sedikit tentang sejarah dan apa itu sebenarnya fingerboard yang akan kita bahas,artikel ini saya kutip dari “WIKIPEDIA” ; Fingerboard atau Finger-Skateboard adalah versi miniatur dari skateboard lengkap dengan roda bergerak, grafis dan truck. Panjang sebuah Fingerboard adalah 96 mm atau lebih, dan dapat memiliki berbagai ukuran lebar seperti 26mm (biasa), 28mm (lebar ), dan 29mm atau lebih (ekstra lebar). Ada minis 57mm dan 96mm reguler dan cruiser boards.

Trik-trik dapat dilakukan dengan menggunakan jari, bukan kaki. Kebanyakan trik yang dilakukan pada sebuah fingerboard adalah sama dengan yang dilakukan pada skateboard.
Lance Mountain membantu mengembangkan fingerboarding sebagai hobi di akhir 1970-an dan menulis sebuah artikel tentang bagaimana membuat fingerboards di majalah Transworld skateboarding di tahun 1985. Meskipun fingerboarding adalah hal baru selama bertahun-tahun, mereka menjadi mainan yang dikoleksi sehingga produsen skateboard menyadari potensial untuk branding produk dan menambah keuntungan mulai di tahun 1990-an. Fingerboard sekarang tersedia sebagai mainan baru yang cukup mahal serta koleksi high-end, lengkap dengan aksesoris serupa yang digunakan pada standar-ukuran skateboard. Fingerboard juga digunakan oleh pemain skateboard sebagai model 3-D alat bantu visual untuk memahami potensi trik dan manuver, banyak pengguna membuat video untuk mendokumentasikan upaya mereka. Serupa dengan fingerboarding, handboarding adalah versi scaled-down dari skateboard yang mengendalikan pengguna dengan tangan mereka bukan jari saja, sedangkan jari snowboarding menggunakan versi miniatur sebuah snowboard.
Rata-rata tekhnik/trik yang ada di skateboard dapat di applikasikan langsung di fingerboard ini tapi mungkin ada beberapa trik yang belum dapat di applikasikan ke fingerboard ini. Permainan jari ini mempunyai keunikan tersendiri karena setiap teknik loncatan mempunyai tingkat kesulitan yang sama ketika diterapkan pada papan luncur. Bahkan untuk menyempurnakan teknik tersebut perlu panduan dari video ataupun sharing dan latihan bersama-sama dengan teman-teman komunitas.
Saya sendiri saat ini bergabung dikomunitas “blackwood fingerboard” yang notabene berdomisili didepok,yang tergabung di depok fingerboard(facebook). Banyak trik yang ingin anda coba maka akan semakin addictive terhadap diri anda untuk memainkan nya dan mendapatkan trik tersebut,disitulah seni bermain fingerboard bagi saya.:D
LET'S FINGERBOARDING
SUMBER : http://en.wikipedia.org/wiki/Fingerboard_%28skateboard%29

Senin, 11 April 2011

Perilaku Konsumen


Tugas Soft Skill
Nama       : Richie Marciano
Npm         : 12109336
Kelas        : 2 KA 18

Konsumen adalah orang yang menggunakan barang – barang hasil produksi. Pada saat menjalankan aktivitas sehari – hari, antara lain untuk memenuhi kebutuhan hidup, semua orang melakukan kegiatan konsumsi. Konsumsi adalah setiap kegiatan yang mengurangi atau menghabiskan nilai guna suatu barang atau jasa. Konsumsi bukan hanya berarti makan dan minum, tetapi juga berbagai kegiatan lainnya yang menyangkut pemenuhan kebutuhan hidup. Konsumen memperoleh barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dari produsen. Untuk menghasilkan barang dan jasa ini, produsen memerlukan faktor produksi seperti tenaga kerja, modal, tanah, dan sebagainya. Dan faktor produksi ini terdapat dalam rumah tangga konsumen.

Perilaku konsumen :
Adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka. Focus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang.
Dua wujud konsumen
1. Personal Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri.
2. Organizational Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.
Akibat adanya kendala keterbatasan pendapatan di satu sisi dan adanya keinginan untuk mengkonsumsi barang dan jasa sebanyak – banyaknya agar diperoleh kepuasan yang maksimal disisi lainnya, maka timbullah perilaku konsumen. Ada beberapa pendekatan yang sering digunakan untuk menjelaskan terbentuknya fungsi permintaan konsumen yaitu :

Pendekatan Kardinal (Cardinal Approach)
Menurut pendekatan ini, daya guna dapat diukur dengan satuan uang atau utilitas, dan tinggi rendahnya nilai atau daya guna tergantung pada subjek yang menilai. Pendekatan ini juga mengandung anggapan bahwa semakin berguna suatu barang bagi seseorang, maka akan semakin diminati. Asumsi dari pendekatan ini adalah :
  • Konsumen rasional, artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
  • Diminishing Marginal Utility, artinya tambahan utilitas yang diperoleh konsumen makin menurun dengan bertambahnya konsumsi dari komoditas tersebut.
  • Pendapatan konsumen tetap.
  • Uang mempunyai nilai subjektif tetap.
  • Total utility adalah additive dan independent. Additive artinya daya guna dari sekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas masing – masing barang yang dikonsumsi. Sedangkan independent berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi oleh tindakan mengkonsumsi barang X2, X3, X4, …, Xn dan sebaliknya.
Pendekatan Ordinal
Dalam pendekatan ini daya guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Pendekatan yang dipakai dalam teori ordinal adalah independent curve, yaitu kurva yang menunjukkan kombinasi 2 macam barang konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan sama. Asumsi dari pendekatan ini adalah :
  • Konsumen rasional
  • Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang yang disusun berdasarkan urutan besar kecilnya daya guna.
  • Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu
  • Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum
  • Konsumen konsisten, artinya bila barang A lebih dipilih daripada barang B karena A lebih disukai daripada B, tidak berlaku sebaliknya.
  • Berlaku hukum transitif, artinya bila barang A lebih disukai daripada B, dan B lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai daripada C.